Minggu, 30 September 2012

Ara dan Jantan Pendosa

Masa depan pohon ara Ficus spp bergantung kepada lebah jantan yang mau “memperkosa” lalu dibunuh betina.
Lahir sebagai jantan, lebah anggota keluarga Agaonidae itu tumbuh lebih cepat dibandingkan betina di dalam buah ara. Sebab itu pula jantan lebih cepat matang kelamin. Sayang, si jantan tidak bisa keluar dari dalam buah untuk mempersunting betina siap kawin. Demikian suratan lebah Liphortopalum tentacularis, Ceratosolen bisulcatus, dan anggota lain  keluarga Agaonidae.
Oleh karena itu supaya keberadaan generasi berikutnya terjamin, si jantan mau tak mau “memperkosa” betina yang lahir di buah yang sama. Betina yang telah dibuahi itu akan membunuh jantan. Sebagai “tebusan” dosa itu, pejantan pun menjadi sumber pakan untuk bertahan hidup betina. Berbeda dengan jantan, betina selanjutnya hengkang mencari buah ara lain yang memiliki endosperm utuh sebagai sumber pakan bagi larva yang baru menetas.


Namun, bukan perkara mudah bagi betina untuk pergi begitu saja. Ia harus menerobos satu-satunya lubang untuk mencapai mulut lubang atau ostiole buah ara. Untuk lolos betina perlu meratakan kepala dan tubuhnya seperti “memanjang” supaya bisa beringsut maju di lubang sempit. Singkat kata pada akhir perjuangan lolos itu mayoritas betina lebah akan kehilangan antena dan sayap.
Beruntung bagi ara, betina yang lolos itu membawa polen bunga jantan ara masak yang menempel di tubuhnya. Begitu menghirup udara bebas sang betina akan mencari bunga ara muda yang menuntun langkahnya lewat senyawa volatil-sebagai perangsang. Betina berbahagia bila ara muda yang didatangi memiliki pistil atau putik pendek. Itu agar ia mudah meletakkan telur.
Bila menjumpai ara dengan putik panjang, betina perlu berputar-putar di dalam buah untuk mencari tempat pas untuk melekatkan telur. Saat pencarian itu polen bunga jantan berjatuhan hingga membuahi bunga betina ara masak. Sampai tahap itu, ara boleh tersenyum karena generasi berikutnya terjamin. Mengapa penyerbukan ara sangat bergantung kepada sang lebah?
Tidak seperti tanaman lain yang lebih mudah diserbuki lantaran posisi bunga jantan atau betina lebih mudah dijangkau satwa polinator alias penyerbuk, bunga ara tersembunyi di dalam buah. Menurut periset di Lembaga Ekologi Belanda, Monika Zavodna, masa matang bunga jantan dan betina berbeda. Oleh karena itu ara membutuhkan peran lebah untuk mengantar bunga jantan masak kepada bunga betina masak di buah ara lainnya.
“Bentuk hubungannya mutualisme obligat karena kelangsungan hidup ara sangat bergantung kepada lebah,” kata Dr Adi Basukriadi, ahli serangga dari Universitas Indonesia. Pohon ara salah satu satu spesies penting di Gunung Anak Krakatau karena menyediakan pakan bagi beragam burung. Menurut ahli ekologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Prof Tukirin Partomihardjo PhD, di gugusan Gunung Anak Krakatau terdapat 20 spesies ara.
Hubungan erat ara dan lebah itu berlangsung lebih dari 90-juta tahun. Istimewanya lagi setiap spesies ara hanya diserbuki oleh satu spesies lebah. Contoh lebah Liphortopalum tentacularis menyerbuki Ficus montana, Ceratosolen bisulcatus (F. septica), Courtella wardi (Ficus tremula), dan Ceratosolen capensis (Ficus sus). Bila di dunia tercatat 750 spesies ara, artinya terdapat 750 spesies lebah penyerbuk berbeda.
Simon von Noort dari Iziko South Africa Museum di Afrika Selatan menyebutkan saat ini baru teridentifikasi 300 spesies lebah sebagai hewan penyerbuk ara. Hubungan spesifik itu menurut Simon mencegah hibridisasi antarara. Buah ara masak hasil pembuahan selanjutnya akan mengeluarkan bau memikat yang mengundang satwa liar seperti burung, kelelawar, dan monyet untuk memakannya.
Mereka itulah pemencar ara yang kaya karbohidrat dan air itu ke berbagai tempat sehingga menciptakan ekosistem sendiri. “Ara selalu menjadi pakan favorit satwa karena selalu tersedia sepanjang waktu,” ujar Tukirin Partomiharjo. Itu pula yang tampak saat tim eksplorasi Trubus dan Tukirin mengunjungi Pulau Gunung Anak Krakatau di Provinsi Lampung pada 3 September 2012 (baca: Senja Gaduh di Krakatau hal 68-72). Peran ara memang luar biasa. Itulah yang menyebabkan ara menjadi key stone species alias spesies kunci di berbagai ekosistem alam. (Dian Adijaya Susanto/Peliput: Muhamad Khais Prayoga dan Sardi Duryatmo)
Keterangan Foto:
  1. Kelangsungan hidup pohon ara pada generasi berikutnya bergantung kepada spesies lebah
  2. Pistil atau putik buah ara  tempat lebah meletakkan telur
  3. Pohon ara menjadi spesies kunci di ekosistem hutan
  4. Ficus septica di dalam hutan berdaun lebih lebar karena terhindar dari terpaan sinar matahari langsung
  5. Ficus fistulosa, salah satu jenis ara yang ditemukan di gugus Pulau Gunung Anak Krakatau

copas trubusonlinecoid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar