Rabu, 26 Desember 2012

jeruk tongheng...manis didalam manis diluar

“Rasa kulit dan buahnya manis. Kami belum punya jeruk seperti ini,” kata peneliti Plasma Nutfah Jeruk dan Buah Subtropika, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di Batu, Provinsi Jawa Timur, Emi Budiyati. Emi baru saja mengiris menjadi lima bagian buah jeruk seukuran koin Rp500 yang Trubus sodorkan, lalu menyantap salah satu irisan tanpa mengupas kulit buah yang berwarna jingga.

Sosok buah yang mungil mengingatkan Emi pada jeruk nagami. Yang disebut terakhir kerap hadir sebagai jeruk hias pada perayaan Tahun Baru Imlek. Kulit nagami juga manis sehingga buah sering dikonsumsi bersama kulitnya. Hanya saja, “Rasa kulit nagami manis, tapi daging buahnya masam,” kata alumnus jurusan Agronomi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu. Bentuk buah nagami lebih lonjong sementara jeruk yang Trubus sodorkan cenderung bulat. Perbedaan lain, daun nagami membulat, sementara daun jeruk yang baru saja Emi konsumsi lebih lonjong.

Jambu Kristal menghasilkan 22 Juta per Bulan

Badri mengantongi Rp22,4-juta per bulan dari budidaya jambu kristal. Pekebun lain hanya Rp8,4-juta per bulan.

Badri, pekebun di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memperoleh pendapatan itu dari hasil penjualan 600 kg jambu kristal per minggu atau 2,4-ton per bulan. Dalam setahun Badri memanen 28,80 ton dari 1.200 pohon berumur 3 tahun. Bila bobot rata-rata 250 g per buah, maka produktivitas tanaman di kebun Badri mencapai 96 buah per pohon. Jambu biji tanpa biji asal Taiwan itu memang dikenal relatif mudah dan rajin berbuah.

Dari total panen di kebun Badri, 40% di antaranya masuk kualitas A, 40% kualitas B, dan 20% kualitas C. Buah masuk kualitas A jika ukuran seragam, berbobot sekitar 300 g, bentuk bulat, warna kulit hijau muda, dan mulus (lihat ilustrasi).

Harga jual jambu kristal kualitas A Rp15.000 per kg, B Rp7.000, dan C Rp3.000. Total jenderal pendapatan kotor Badri Rp22,4-juta per bulan. Setelah dikurangi biaya perawatan Rp40.000 per pohon per tahun atau Rp4,032-juta per bulan, maka laba bersih yang diperoleh mencapai Rp18,368-juta per bulan.

Mangga baru:Ngapengya, koniyom, dan iwen



Ukuran mangga iwen meraksasa, seukuran dua kepalan tangan orang dewasa. Bobot rata-rata 1,2 kg per buadengan bobot manalagi atau arumanis yang rata-rata 3,5 ons per buah. Tampilannya juga seronok, perpaduan antara hijau dan semburat merah kekuningan. Rasa mangga asal Taiwan itu manis. Tingkat kemanisan iwen mencapai 20o briks.


“Selain berbuah jumbo dan berwarna cantik, rasanya juga manis. Daging buah lembut dan tidak berserat,” kata dr Kerry Ramlan Kartosen SpOG yang menanam sembilan pohon mangga iwen di Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, pada 2008. Pohon-pohon mangga iwen berjarak tanam 3-6 meter dan berjajar rapi dengan tinggi rata-rata 2,5 meter. Pada setiap pohon itu bergelayut 4-6 buah Mangifera indica.







Sawo Mentimun asal Thailand

Buah Achras zapota di kebun milik Eddy Soesanto itu sungguh mengundang perhatian. “Buahnya lonjong seperti mentimun,” kata penangkar buah di Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lazimnya bentuk buah tanaman anggota famili Sapotaceae itu bulat atau oval.

Tak hanya berpenampilan unik, cita rasa sawo itu enak. “Rasanya seperti sawo manila,” tutur Eddy. Pantas pemilik nurseri Tebuwulung itu senang dengan koleksi sawonya. Sebatang bibit sawo hasil cangkokan setinggi 40 cm berumur 6 bulan Eddy boyong pada 2009 dari Narin Watana Anurak, pekebun buah di Desa Kondangjaya, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Satu setengah tahun kemudian bibit yang didapat Eddy saat berukuran batang sebesar telunjuk orang dewasa mulai berbuah.

Buah Cinta itu Sekarang Berwarna Kuning

Love is blue, senandung penyanyi legendaris Amerika Serikat, Frank Sinatra. Buat Andi Marthen Pattunru cinta itu merah dan kuning.

Andi Marthen Pattunru bagai mendapat durian runtuh. Empat tanaman dari ratusan pot buah cinta yang ia pelihara di kebunnya di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, mengeluarkan buah berwarna kuning. Padahal, lazimnya buah cinta Ochrosia oppositifolia berbuah merah cerah.


Jambu air THAB THIM CHAN, THONGSAMSI DAN CITRA, Berbeda atau Ganti Nama

Jambu air thab thim chan dan thongsamsi asal Thailand diduga sama dengan jambu air citra yang ditemukan Dr M Reza Tirtawinata pada 1990.

Penantian dr Kerry Ramlan Kartosen SpOG selama lima tahun berakhir sudah. Sebanyak 67 pohon jambu air thab thim chan, 56 pohon thongsamsi, dan 87 pohon citra berbunga serempak pada Juli 2011. Kerry menanam ketiga jenis jambu air itu pada 2006. Dua bulan setelah bunga mekar, ia memanen 1,3 ton thab thim chan, 1,1 ton thongsamsi, dan 1,7 ton citra. Pada panen perdana itu setiap pohon rata-rata menghasilkan 20 kg.

Thab thim chan adalah jambu air asal Thailand yang didatangkan Dr Lutfi Bansir SP MS, pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Timur, pada 2006. Menurut ahli buah di Bogor, Jawa Barat, Dr Muhamad Reza Tirtawinata, thab thim chan itu sebetulnya adalah citra. “Saya pernah mencicipi thab thim chan di Thailand dan rasanya sama dengan citra,” ujar doktor alumnus Institut Pertanian Bogor itu yang juga penemu citra.